Waroeng Lotek Macan

Hari ini saya (ditemani rombongan lenong formasi kurang lengkap–Ayah-Ibu-Abang-Che-Aero tanpa suami saya) harus menyelesaikan urusan yang menghabiskan (membuang-buang, sebenarnya) waktu seharian di sebuah bank di Buah Batu, Bandung, dan kami kelaparan! Kami keluar dari bank pukul setengah 2 siang, agak terlambat untuk lunch (cieee, lunch), jadi hal pertama yang kami lakukan adalah CARI MAKAN!

Pilihan pertama kami: lotek. Buat kami, lotek adalah jajanan “paling aman” dan “mengenyangkan” selain baso kalau lagi terburu-buru melakukan aktivitas di luar rumah pada siang hari dan kelaperan (sampai kayaknya mau pingsan). Bahasa sundanya mah lotek disebut boiled vegetables with peanut sauce ;-P Selain murah meriah, lotek bisa diterima lidah siapa pun. Ada yang bilang lotek ini gado-gadonya versi sunda. Tapi kata ibu saya, lotek itu diulek, sementara gado-gado bumbunya disiram. Ada yang bilang juga kalau lotek ini sayurannya direbus, sementara gado-gado masih mentah. Tapi saya jadi bingung lagi, soalnya ada istilah “lotek asak” (lotek rebus) dan “lotek atah” (lotek mentah). Aoa pun namanya, sayuran mentah/masak dengan saus kacang ini disebut Indonesian Salad.

Aaanyywaayyyy

Berhubung ayah saya ikut, dan beliau tidak terlalu suka harus makan berdesak-desakan semeja dengan orang lain*** baso langsung dicoret dari daftar pilihan (padahal saya sudah kebayang-bayang makan ceker di Akung. Hiks!)

Singkat kata, semua orang setuju makan lotek. Tadinya mau cobain lotek kesohor Herry yang ada di jalan buah batu juga. Tapi nggak jadi, soalnya penuh (lihat ***).

Saya ingat ada lotek kesohor lain di sekitar Buah Batu, juga. Di jalan Macan tepatnya, dan namanya Waroeng Lotek Macan, since 1956. Jalan Macan ini ada di terusan lodaya, setelah lapangan softball/baseball lodaya, sebelum lampu merah burangrang. Di sebelah kiri, pokoknya. Awas kelewat. Saya nggak tahu, ada rute angkot nggak, ya, yang lewat situ? Atau bisa naik angkot gedebage-st. hall, turun di lampu merah palasari-lodaya, jalan kaki dikit deh ke jalan macan. Dari ujung Jalan Macan udah keliatan kok plang warung ini. Dan biasanya penuh pisan, kalau bawa mobil susah parkir, lah, pokoknya.

Menunya lengkap sebenarnya, nggak cuma ada lotek dan sebangsanya, tapi yang terkenal memang loteknya.

Menu Waroeng Lotek Macan

Menu Waroeng Lotek Macan

Ayah dan anak-anak saya pesan soto bandung. Kalau saya, ibu, dan abang saya pesan lotek pedas sekali, yang rasanya tidak pedas sama sekali. Sigh. Kalau kata si abang sih, lidah keluarga kami memang udah nggak beres. Loteknya enak, sih, tapi porsinya dikiiiiiittttt (lontongnya juga 3-4 potong doang, hiks). Saya nyesal kenapa nggak pesan soto bandung aja, soalnya soto bandungnya enak-pake-banget (tuh kan, sekarang ngiler lagiiii).

Lotek + lontong "pedas sekali" Rp. 13.000,00

Lotek + lontong “pedas sekali” Rp. 13.000,00 (kalau lotek + nasi Rp. 16.000,00)

Soto Bandung di Waroeng Lotek Macan (+ Nasi) Rp. 20.000,00

Soto Bandung di Waroeng Lotek Macan (+ Nasi) Rp. 20.000,00

Di sini juga ada berbagai macam kolak dan asinan, lho. Kami pun memutuskan untuk membungkus asinan bogor buat disantap di rumah. Segaaaaaaaaaarrrrrr…

Asinan untuk dibawa pulang (sebungkusnya Rp. 10.000,00) + kerupuk mie (sebungkusnya Rp. 4.000,00)

Asinan untuk dibawa pulang (sebungkusnya Rp. 10.000,00) + kerupuk mie (sebungkusnya Rp. 4.000,00)

Total pesanan kami berenam: 96rb saja, sodara-sodara. Tapi belum ditambah asinan, ya…

Lumayan murah kaaaannnnn?
-nat-